Nhaenhaa - (Puisi) Kepada Tuan Yang Temannya Beaha Mendekatkan Hati Padaku - Puisi ( - EN - )

Kepada Tuan Yang Temannya Berusaha Mendekatkan Hati Padaku

Wanita mana yang takkan merasa bahagia bila diperhatikan, dihujani dengan seribu macam perhatian, dibawa bercanda hingga tawa lepas begitu saja. Entah itu dengan ketulusan atau hanya sebentuk rasa kasihan mengingat sesuatu yang dahulu, pernah merasa begitu jatuh dalam keterpurukan dan kekecewaan.

Wanita mana yang takkan senang hatinya mengingat ia telah dinomorsatukan dalam setiap ingatan dan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam kesehariannya. Wanita mana, Tuan?

Ia datang dengan segala perhatian, kelembutan, canda tawa dan menawarkan sejumlah ketulusan untuk meyakinkan bahwa suatu saat nanti tidak akan pernah mengecewakan seperti yang sudah-sudah, dengan janji yang seolah pada saatnya nanti akan sangat membahagiakan hati yang pernah terluka.

Wanita mana, Tuan?

Lagi-lagi pertanyaan itu berlari dalam fikiran, seolah menerawang untuk menemukan jawaban yang tak kunjung didapatkan. Ia kembali datang dan terus menghujani dengan segala bentuk perhatian. Membuat hati wanita mana yang takkan terbang seolah ingin melayang.

Tapi dalam sekejap, wanita ini sadar bahwa segalanya hanya manis diawal dengan segala janji dan ketulusan yang hanya dibuat-buat semata. Ia nya tak ingin menjadi seperti tebu yang habis manis lalu sepah dibuang nantinya, wanita ini menginginkan dirinya untuk menjadi seperti gula yang manisnya tidak akan pernah habis bahkan mampu membagikan rasanya kepada kopi yang pahit sekalipun dengan rasa yang teramat sangat manis.

Wanita itu aku; yang dihujani ribuan perhatian dan dijanjikan kebahagian dari seseorang dengan mengatasnamakan ketulusan. Dan seseorang itu adalah dia; temanmu Tuan, yang berani menyuguhkan perhatian berlebihan kepadaku.

Tolong, Tuan. Tolong hargai kesendirianku dengan menyadarkan dia kembali untuk tetap berada dalam batasannya. Aku tak ingin mendengar segala janji apapun, apalagi yang berlebihan, Tuan. Aku hanya ingin tetap menjaga lingkaranku ini agar tidak ada yang merusaknya; tidak ada yang berusaha menerobos masuk kedalamnya, dan akan terus ku isi dengan semua hal yang aku suka.

Kepada Tuan yang temannya berusaha mendekatkan hati padaku, inilah bentuk diriku yang telah mulai bangkit kembali hingga aku tak ingin ada suatu apapun yang kan merusak semua yang telah ku bangun sendiri dengan caraku.

Bks, ruang sekretariat 12:12 WIB
22/8/2015
-eN-