Seberkas Cinta Yang Sirna

SEBERKAS CINTA YANG SIRNA

Jika bintang-bintang sudah tidak dapat lagi menemani, biarlah ku nikmati kesunyian ini. Jika puisi indah sudah tak dapat lagi mewakili perasaan ini,biarlah ku nikmati kehampaan ini. Karena mungkin...air mata yang tulus akan lebih bermakna daripada tawa penuh dusta.
Tuhan berikanku rasa sakit untuk menyadarkanku dari kesalahanku. Kesalahanku yang terlalu peduli padamu, juga kesalahanku yang mungkin..terlalu mencintaimu.
Cukup sudah, satu tahun lebih berlalu, dengan serpihan hati yang ku bawa,merintih berharap dirimu mempersatukannya. Cukup sudah. Tawa, tangis, duka, bahkan cinta, tak akan lagi ku biarkan mampir karenamu, tak akan lagi ku biarkan tumbuh dan hidup bersarang lebih jauh di fikiranku.
Kamu tahu? Sebenarnya aku masih mencintaimu. Sebenarnya tak ada yang lain yang bias membuatku tersenyum selain kamu. Aku tidak pernah berbohong kalau aku berkata rindu. Aku juga tak pernah menggunakan topeng ketika aku berkata cinta padamu. Aku mencintaimu, setulus dan sesederhana itu.
Ketahuilah.. Jika aku punya lebih dari satu nyawa yang bias ku berikan pada hatiku yang terlanjur mati karenamu, akan ku berikan. Frame foto, mawar, dan batin..telah habis untuk memperjuangkanmu.
Karena sekeras apapun perjuanganku..kau tak pernah menatapku. Atau bahkan mencintaiku,walau kau tahu aku telah berkorban banyak untukmu.
Ini aku, Pandamu. Seseorang yang kada membasahi bantal tidurnya dengan air mata, air mata yang terjatuh untukmu.
Tolong hentikan langkahku, Tolong kembalikan aku yang dulu, Tolong buat aku lupa.
Dengan seberkas cinta yang sirna, Aku Mencintaimu.