Titiek Sandhora - tika

Nama Oemijati mungkin terdengar asing, namun jika menyebut nama Titiek Sandhora tentunya hampir seluruh masyarakat Indonesia familiar dengan penyanyi sekaligus aktris tempo dulu ini. Titiek yang bernama lengkap Oemijati terlahir di Bentar, Bumiayu, Jawa Tengah pada 20 Januari 1954.

Ia mengawali karirnya pada tahun 1960an di dunia tarik suara. Rekaman pertamanya menghasilkan album berjudul si Boncel. Lirik jenaka di album tersebut hampir setiap hari diputar di radio. Perlahan tapi pasti popopularitas Titiek terus berlanjut hingga ia beranjak remaja. Tembang Jawa fenomenal, Walang Kekek, milik Waldjinah yang pernah terkenal di penghukung dekade 60-an pernah dibawakannya. Lewat suara merdunya Titiek berhasil menyaingi reputasi Waldjinah,sang penembang terdahulu dari dunia keroncong. Tak berhenti disitu, karir Titiek Sandhora makin melejit, seiring pamor tembang Merantau yang dilantunkannya digemari pecinta musik saat itu.

MUSTIKA
Kalauku menyanyi dengan nada murni
Itulah suara hati suatu tanda seni
Kalauku berkata penuh rasa jiwa
Itulah mustika terpendam di dada

Dalam suatu lagu penuh rasa kalbu
Apa yang terkata itulah 'suara jiwa'
Namun kutak mengerti cukupku tersembunyi
Walau tetap sunyi sribu zaman berganti
Namun itulah seni kukan tetap berbakti

Catatan: pada penyanyi lain ada yang berbeda
'suara jiwa' ada yang syairnya 'ragu jiwa'